Apa yang anda cari,,,,???

6. Pengertian Pokok dan Manusia Hidup

Pengertian Pokok :

Allah / Hidup : Kodrat pokok yang tidak dapat dirubah

Allah / Hidup : Kekuatan yang murni

Tuhan Yang Maha Suci : Zat mutlak yang memberi hidup pada kita dan dunia se

isinya.

Ya Allah : Saya mempunyai kekuasaan ( Benar hidup )

Ya Tuhanku : Saya berhak meminta kepada yang memberi hidup (Tuhan Yang

Maha Suci).

Ingat : Senjata pamungkas untuk menolak godaan lahir maupun batin.

Pengobatan dengan perantaraan :

a. Air : Daya Hidup

b. Garam : Zat Hidup

c. Sada Lanang : Daya Alam

d. Jarum : Daya Bumi

e. Benang : Daya benda

f. Pribadi manusia dilahirkan adalah baik

Manusia Hidup :

Sumber atau pusatnya manusia hidup itu pada ubun-ubun, terjadinya manusia,

setelah bayi lahir dari kandungan, kemudian oleh kekuasaan Tuhan Yang Maha Suci bayi tersebut diberi hidup. Meskipun demikian, ketika masih dalam

kandunganpun bayi telah hidup akan tetapi bukanlah hidupnya sendiri, melainkan

adanya, daya-daya hidup dari peredaran darah si ibu dan ayah. Baru setelah lahir,

bayi tersebut memiliki hidupnya sendiri.

Apabila manusia meninggal dunia, Maka hidupnya akan kembali lagi pada yang

memberi hidup juga melalui ubun-ubun bersatu kembali dengan Tuhan Yang Maha

Suci.

Bila hidupnya itu tidak melalui ubun-ubun, maka hidupnya tak akan dapat kembali

pada si pemberi hidup melainkan pada kekuasaan-kekuasaan lain di luar Tuhan

Yang Maha Suci. Hal ini di sebabkan tidak adanya kepercayaan pada kekuasaan

Tuhan Yang Maha Suci serta tidak mau mengamalkan amanat-amanat Tuhan

(janji 7).

Bagi umat manusia yang telah percaya pada Tuhan Yang Maha Suci beserta

kekuasaan-kekuasaanNya maka tidak diperbolehkan men-dewa-dewakan pada

benda-benda, akan tetapi kitapun tidak dapat meninggalkan benda, karena kita

masih hidup di dunia dan membutuhkan benda-benda sebagai syarat kelangsungan

hidup. Manusia pada dasarnya adalah suci, ketidaksucian itu disebabkan karena

pengaruh-pengaruh alam (dunia) yang menyebabkan sifat-sifat suci berubah

menjadi sifat-sifat keduniawian (nafsu-nafsu) dan tidaklah mengherankan, apabila

menimbulkan perbuatan-perbuatan kejahatan.

Dunia ini merupakan tempat yang paling kotor akan tetapi juga merupakan tempat

yang paling baik bagi orang yang akan melebur segala kesalahan-kesalahannya.

Usaha-usaha pokok manusia agar dapat melebur semua kesalahan-kesalahannya

dengan jalan melaksanakan janji 7 (yaitu laku lampah yang baik) yang disertai

permohonan ampun agar kita dapat lebih dekat dengan Tuhan. Sehingga niscaya

manusiapun dapat kembali dan dapat mencapai tujuannya.

.

.