Apa yang anda cari,,,,???

SEJARAH TERGALINYA AJARAN

Pada saat Sejak kecil umur ± 7 tahun bersama-sama teman sebaya telah menyaksikan berbagai macam keajaiban alam, Menjelang usia 12 tahun fikiran dan batinnya tergerak ingin tahu dunia semesta alam ini siapa yang membuatnya? Pada waktu itu juga sering mendengar orang berkhotbah dan menyebut Tuhan, Allah dan lainnya. Selama merenungkan kata-kata tersebut batin/jantung beliau berdebar hingga dewasa.
Dan selanjutnya menginjak usia 16 tahun ke atas, jiwa dan fikirannya semakin terdorong untuk ingin tahu dan mencari Tuhan itu apa? Dan dimana? Tetapi menurut dewasa mengamati keadaan lingkungan dimana antara manusia dengan manusia mengalami penderitaan dan kemiskinan serta yang kuat menindas yang lemah.
Dari pengamatan itu timbul kesimpulan dikarenakan mental kepribadian manusia itu sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai kemakmuran yang damai, terutama dari kesadaran manusia itu sendiri di dalam usahanya mencapai kesempurnaan dalam perikehidupannya yang damai lahir dan batin (caranya bagaimana?)
Maka sejak tahun ± 1952 setiap malam beliau semedi di dalam rumah mohon kepada Yang Maha Kuasa dengan menanyakan bagaimana dunia ini dan makhluk manusia itu untuk apa dan bagaimana seterusnya?
Akhirnya pada hari Jumat Kliwon tanggal 21 Mei 1954 sewaktu sedang duduk menghadap utara, tiba-tiba tangan kanan bergetar dan bergerak lurus ke atas dengan jari telunjuk menuju ke atas kurang lebih 5 menit.
Peristiwa itu kemudian tidak habis-habisnya difikir dan menimbulkan pertanyaan, dari manakah asal kekuatan yang menggerakkan tangannya itu datang? Setelah berulang kali terjadi tercetuslah dalam hati nurani (batin) yang berkata “Terusno tekadmu aja kuatir, cita-citamu bakal kabul” (teruskan tekadmu, jangan khawatir, cita-citamu akan terkabul), dan sebagainya
mengenai pengertian-pengertian ajaran dan diantaranya dikenal dengan janji 7 dan Tri Darma.
Bulan Juni 1955 datang Bapak Soedir yang baru ditinggal mati oleh seorang anaknya dan beliau masih belum merelakan kepergiannya.
Bapak Soedir menanyakan kepada Bapak Toeloes tentang :
Bagaimana keadaan roh anaknya yang telah meninggal?
Apakah sudah kembali ke asalnya belum?
Atas dasar kasih sayangnya, Bapak Toeloes memohon kepada Yang Maha Kuasa dan kemudian memberikan penjelasan tentang masalah anaknya dan ajakan kepada manusia untuk kembali kepada jalan yang benar.
Keterangan yang diberikan menimbulkan kesadaran dan keinsyafan Bapak Soedir sehingga muncul untuk mengikuti jejak Bapak Toeloes.
Tanggal 16 Juni Bapak Soedir membawa Bapak Dilam dan selanjutnya Bapak Kamsi dan seterusnya sehingga Ajaran yang digali Bapak Toeloes yang bernama Ajaran Perjalanan Tri Luhur berkembang hingga saat ini.

.

.